Pages

Thursday, May 29, 2025

Analisa SWOT Untuk Strategi Pengambilan Keputusan

    Analisa SWOT sering kita dengan dan digunakan dalam beberapa tulisan analisa atas kondisi suatu entitas entah itu unit usaha ataupun perusahaan untuk memetakan kondisi internal dan eksternal sebagai landasan bergerak dan pengembangan. Kondisi internal dan eksternal akan menentukan strategi dan leputusan yang tepat baik itu pengembangan usaha secara ofensif ataupun strategi bertahan ketika ancaman eksternal begitu luas dan sangat mempengaruhi entitas tersebut. 

    Analisa SWOT merupakan metode yang sudah relatif lama akan tetapi masih relevan digunakan hingga saat ini. Dikembangkan sejak 1960 Humphrey dan Standford University untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, ancaman maupun kesempatan dari proyek yang sedang dikaji. Komponen penyusun analisa ini terdir atas Strength yang mengukur kekuatan suatu organisasi secara internal yang dilihat dari berbagai sisi, Weak untuk mengukur kelemahan secara internal. Sedangkan secara eksternal yang diukur adalah Opportunity yaitu kesempatan-kesempatan yang ada dan Threat berupa ancaman yang berpengaruh terhadap organisasi ataupun proyek yang akan dikelola. 

Sumber : https://www.feedough.com/wp-content/uploads/2019/09/SWOT-analysis-2.webp

        Sebagai gambaran studi kasus untuk analisa di dunia energi dalam hal ini unit pembangkit listrik yang mengelola mesin-mesin pembangkit dan tersebar di beberapa area. Analisa dan pengukuran dengan metode diskusi maupun penilaian lain didapatkan point SWOT sebagai berikut;


    Hasil analisa SWOT kemudian diukur secara kuantitatif dari jumlah komponen masing-masing parameter SWOT untuk lebih memfokuskan strategi dan keputusan. Secara internal mengukur Strength (S) dan Weakness (W) apabila kondisi S > W maka organisasi berada dalam posisi internal yang kuat, sehingga fokus strategi adalah pengembangan atau Growth Strategy. Sedangkan ketika S<W maka organisasi berada di posisi internal yang lemaah sehingga pembenahan secara internal (Turnarround Strategy) yang harus diambil. Sedangkan secara eksternal dengan membandingkan Opportunites (O) dan Threats (T), apabila O>T menunjukkan kondisi eksternak yang mendukung pertumbuhan sehingga strategi untuk mengambil peluangsebanyak mungkin atau progressive strategy menjadi pilihan. Apabila O<T menunjukkan kondisi eksternal memiliki risiko yang tinggi sehingga dibutuhkan strategi yang bersifat bertahan (defensive strategy). 

    Studi kasus diatas menunjukkan secara internal organisasi tersebut memiliki kelemahan lebih banyak dibanding kekuatan yang dimiliki (S<W ) dan secara eksternal kesempatan lebih banyak dibanding ancaman (T<O). Strategy Turnaround dan Progressif menjadi pilihan untuk mengembalikan  organisasi ke titik aman secara internal dan eksternal. Apa saja yang bisa dilakukan dengan strategi ini? diantaranya adalah dengan perkuat sisi internal (teknis, pengadaan, SDM, digitalisasi), gunakan peluang eksternal (PLTS, hibah, kerja sama, transisi energi) dan hindari ekspansi terlalu cepat dengan fokus perbaikan performa dasar terlebih dahulu.

Danan Tri Yulianto

Monday, March 17, 2025

Enterprise Asset Management (EAM) dan Reliability Management dalam Pengelolaan Pembangkit


PLN Nusantara Power UP Kapuas mengelola mesin pembangkit yang tersebar di seluruh Kalimantan Barat, terdiri dari 61 unit mesin pembangkit dengan total daya mampu 134 MW dan berkontribusi untuk mensuplai energi listrik di seluruh sistem kelistrikan Kalbar. Dengan aset sebesar itu, diperlukan tata kelola pembangkit yang mampu menjaga tingkat keandalan. Salah satunya adalah melalui penggunaan Enterprise Asset Management (EAM).

Dalam industri pembangkit listrik, keberlanjutan operasional dan efisiensi adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karena itu, manajemen aset yang baik dan pengelolaan keandalan (reliability management) menjadi kunci utama dalam memastikan pembangkit berfungsi secara optimal. Enterprise Asset Management (EAM) dan Reliability Management adalah dua konsep yang saling terkait dan berperan dalam memelihara dan meningkatkan kinerja sistem pembangkit listrik. Meskipun keduanya memiliki fokus yang sedikit berbeda, keduanya bertujuan untuk memperpanjang umur aset, mengurangi downtime, dan mengoptimalkan biaya operasional.

Apa itu Reliability Management?

Reliability Management adalah suatu pendekatan yang berfokus pada pencapaian keandalan dan kinerja optimal dari suatu sistem atau aset. Dalam konteks pembangkit listrik, ini berarti memastikan bahwa seluruh peralatan, mesin, dan sistem operasional berfungsi sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan tingkat kegagalan yang sangat rendah. Reliability management bertujuan untuk mengidentifikasi potensi masalah, mencegah kegagalan yang tidak terduga, dan memastikan bahwa sistem pembangkit tetap beroperasi tanpa gangguan besar yang dapat menyebabkan kerugian atau kerusakan lebih lanjut.

source : https://www.abs-group.com/Solutions/Asset-Management/Enterprise-Asset-Management/


 

Hubungan antara EAM dan Reliability Management

EAM dan Reliability Management memiliki hubungan yang erat dalam hal pengelolaan aset pembangkit listrik beberapa aspek di mana keduanya saling melengkapi antara lain:

  1. Peningkatan Keandalan melalui Pemeliharaan Preventif dan Prediktif
    Salah satu aspek utama dalam Reliability Management adalah pengelolaan pemeliharaan yang berbasis pada kondisi dan prediksi potensi kerusakan. EAM menyediakan data dan informasi terkait kinerja aset secara real-time, yang sangat penting untuk melakukan pemeliharaan preventif dan prediktif. Dengan adanya pemantauan dan analisis data secara terperinci dapat mengidentifikasi tanda-tanda kerusakan sebelum kerusakan besar terjadi. Ini mendukung tujuan reliability management, yang bertujuan untuk meminimalkan downtime dan menjaga keberlanjutan operasional.

  2. Pengelolaan Siklus Hidup Aset
    EAM mengelola seluruh siklus hidup aset dari pembelian hingga penghapusan, memastikan setiap aset digunakan secara optimal. Dalam reliability management, pengelolaan siklus hidup ini sangat penting untuk memaksimalkan masa pakai aset dan memastikan keandalannya. Pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari EAM memastikan bahwa aset bekerja dengan efisiensi maksimal, mengurangi risiko kegagalan yang dapat terjadi akibat pengabaian atau pemeliharaan yang tidak memadai.

  3. Pengurangan Kegagalan dan Peningkatan Kinerja Aset
    Reliability management berfokus pada pencegahan kegagalan yang dapat merugikan operasi dan menghasilkan biaya yang tinggi. Dengan mengintegrasikan sistem EAM dapat lebih efisien dalam mengelola data aset, mengidentifikasi pola kegagalan, dan merencanakan tindakan perbaikan yang tepat. EAM membantu dalam menyediakan data historis dan informasi teknis yang relevan, yang digunakan untuk memprediksi dan mengatasi potensi kegagalan. Hal ini mendukung tujuan reliability management untuk menjaga aset tetap dalam kondisi optimal dan mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan operasional.

  4. Optimasi Proses Pemeliharaan
    Dalam Reliability Management, pemeliharaan berbasis kondisi sangat penting untuk meningkatkan keandalan aset. EAM menyediakan platform untuk mengintegrasikan pemeliharaan berbasis kondisi dengan teknologi pemantauan real-time. Sistem EAM memungkinkan untuk melaksanakan pemeliharaan yang lebih tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan peralatan, bukannya hanya mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Hal ini sejalan dengan prinsip reliability management yang berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan operasional.

  5. Manajemen Risiko dan Keamanan Operasional
    Reliability management berperan penting dalam manajemen risiko untuk memastikan sistem dapat bekerja dengan tingkat risiko kegagalan yang minimal. EAM menyediakan data yang sangat berguna untuk analisis risiko, seperti riwayat pemeliharaan, usia peralatan, serta laporan kinerja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan atau risiko terhadap operasi. Dengan integrasi EAM dapat melakukan penilaian dan mitigasi risiko lebih efektif, sehingga mengurangi kemungkinan downtime dan meningkatkan keamanan operasional.

  6. Pengambilan Keputusan Berbasis Data
    EAM menyediakan data dan laporan yang diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data dalam pengelolaan aset. Dalam Reliability Management, keputusan-keputusan terkait pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian peralatan sering kali didasarkan pada analisis data yang komprehensif. Dengan EAM dapat lebih akurat dalam menentukan kapan harus melakukan pemeliharaan atau kapan peralatan perlu diganti untuk menjaga keandalan operasional pembangkit.

EAM memberikan dasar data dan informasi yang diperlukan untuk menjalankan strategi reliability management yang lebih baik, mengoptimalkan pemeliharaan, mengurangi risiko kegagalan, serta memastikan bahwa aset-aset pembangkit dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan. Dengan penerapan kedua konsep ini secara efektif, dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memastikan pasokan listrik yang stabil dan handal di Kalimantan Barat.

Danan Tri Yulianto ST, MM, MT
PLN Nusantara Power UP Kapuas

Tuesday, February 13, 2024


    

    Kanban merupakan sebuah metode dalam manajemen proyek yang digunakan untuk merapikan dan mengelola proses produksi. Metode ini awalnya dikembangkan oleh Taiichi Ohno, seorang insinyur industri di Toyota, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses manufaktur (En.wikipedia.org, 2023). Sistem Kanban merupakan salah satu alat dalam sistem manufaktur Lean yang dapat mencapai inventaris minimum pada setiap waktu. Sistem Kanban memberikan banyak keuntungan dalam mengelola operasi dan bisnis di organisasi (Rahman et al., 2013). Penggunaan Sistem Kanban merupakan keputusan operasional strategis untuk digunakan dalam garis produksi. Ini membantu meningkatkan produktivitas perusahaan dan sekaligus meminimalkan limbah dalam produksi. Sistem Kanban memerlukan produksi hanya ketika permintaan produk tersedia. Kata "Kanban" berasal dari bahasa Jepang yang secara harfiah berarti "rekam terlihat" atau "bagian terlihat". Pada umumnya, ini merujuk pada sinyal tertentu; dalam konteks manufaktur, ini mengacu pada kartu Kanban. Sistem Kanban berdasarkan konsep pelanggan dari suatu bagian menarik bagian tersebut dari pemasok bagian tersebut.
        Bab ini bertujuan untuk memberikan rangkuman menyeluruh terhadap konten yang telah diuraikan dalam buku "Kanban Mastery: Terobosan Revolusioner dalam Pengelolaan Persediaan untuk Meningkatkan Efisiensi Material Inventori". Sebagai panduan komprehensif, buku ini membawa pembaca ke dalam serangkaian konsep dan langkah-langkah praktis untuk mengoptimalkan pengelolaan persediaan menggunakan metode Kanban. 
        Bab pertama membuka pembicaraan dengan merinci konsep dasar metode Kanban, mulai dari pengertian hingga hubungan dengan Lean Manufacturing. Bab-bab berikutnya membahas langkah-langkah praktis seperti memvisualisasikan proses, mengatur batas, mengidentifikasi jenis persediaan, dan menerapkan Kanban dalam pengelolaan material inventori. Studi kasus dari berbagai industri menambah dimensi praktis kepada pembaca, memperkuat pemahaman mereka tentang implementasi Kanban. 
        Penulis berharap pembaca dapat mengambil wawasan mendalam tentang metode Kanban dan mengimplementasikannya secara efektif dalam berbagai konteks, termasuk pengelolaan persediaan. Dengan menyajikan praktik terbaik, tips, dan strategi, diharapkan pembaca dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka. 
        Buku  ini juga berfungsi sebagai jembatan untuk interaksi lebih lanjut antara penulis dan pembaca. Penulis mengundang pembaca untuk memberikan masukan, bertanya, atau berbagi pengalaman melalui berbagai media, menciptakan dialog yang dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam. 
        Dengan demikian, "Kanban Mastery" tidak hanya menjadi buku yang memberikan wawasan mendalam tentang Kanban, tetapi juga sebuah panduan praktis bagi mereka yang ingin menerapkan terobosan revolusioner ini dalam pengelolaan persediaan mereka. Harapannya, buku ini memberikan nilai tambah yang signifikan bagi efisiensi operasional dan strategi pengelolaan inventori pembaca. Semoga pembaca dapat menjadikan metode Kanban sebagai alat utama dalam menghadapi kompleksitas pengelolaan persediaan.

Note; Pembelian buku bisa japri langsung ya, via comment di postingan ini...trims

Sunday, February 11, 2024

Siklus Otto, Aktual dan Ideal (1)

Sumber : Museum Angkut Malang (7 feb 24)

     Siklus otto merupakan siklus ideal untuk jenis mesi n recripocating dengan penyalaan dengan spark atau spark ignition. Siklus ini bisa dijelaskan dengan diagram dari masing-masing kondisi sebagai yang dijelaskan dalam diagram p-v sebagai berikut;



    Kondisi awal kedua valve inteke dan exhaust dalam posisi tertutup dan piston berada di posisi BDC, piston akan bergerak keatas ketika mengalami proses kompresi percampuran udara dan bahan bakar. Sebelum piston mencapai TDC spark akan membantu penyalaan pembakaran sehingga terjadi peningkatan tekanan dan temperature sistem. Tekanan gas yang tinggi hasil dari pembakaran akan mendorong piston kebawah dan dikonversikan menjadi gerak putar oleh crank shaft, energi yang dikonversikan ini merupakan output dari proses expansi atau power stroke. Pada kondisi ini piston berada di posisi bawah atau proses sekali siklus dan cylinder tertinggal hasil proses pembakaran berupa kandungan emisi. Proses berikutnya piston akan kembali bergerak keatas membuang gas hasil pembakaran melalui exhaust valve (exhaust stroke) dan kembali mengambil udara yang telah tercampur dengan bahan bakar melalui intake valve dan kembali melakukan proses kompresi maupun pembakaran berikutnya secara terus menerus. 
    Analisa secara thermodinamic secara sederhana menggunakan siklus otto yang tersiri dari 4 proses meliputi; 
. 
1-2    : Isentropic compression
2-3    : constant-volume heat addition
3-4    : isentropic expansion
4-1    : constant-volume heat rejection

Kesetimbangan energi dalam basis massa dinyatakan sebagai berikut;
Karena berada dalam volume yang konstan, transfer panas bisa dinyatakan 

Efisiensi therma dari siklus otto ini dapat dinyatakan dengan

Proses yang terjadi dari siklus 1-2 dan 3-4 secaara isentropic, sehingga v2=v3 dan v4=v1

Penyederhannan untuk persamaan efisiensi thermal didapat sebagai berikut;
Dengan nilai r adalah;
r adalah compression ratio dan k adalah spesific heat ratio cp/cv.

Bersambung ke artikel berikutnya…




Saturday, October 28, 2023

Prinsip Kerja Mesin Diesel

    Diesel merupakan salah satu mesin konvensi energi yang terjadi secara internal combustion dengan fluida kerja berupa udara yang tidak mengalami perubahan fasa saat proses masuk, terjadinya pembakaran hingga keluar sebagai udara buang melalui cerobong exhaust. Merangkum dari buku Thermodynamic karangan Yunus Cengel yang sering jadi acuan beberapa mata kuliah (bab 9  halaman 488).

    Salah satu jenis konversi energi dalam mesin pembakaran berjenis reciprocating atau bersifat bolak balik memiliki prinsip kerja ketika bahan bakar diumpankan kedalam ruang bakar dan tercampur dengan udara kemudian terkompresi energi (kimia) menjadi panas yang dapat menggerakkan secara mekanis suatu piston. Perubahan energi kimia (pembakaran) menjadi energi kinetik inilah yang dimanfaatkan untuk konversi energi yang dapat dimanfaatkan dalam proses berikutnya, apakah itu menjadi putaran roda ataupun menjadi penggerak generator untuk menghasilkan energi listrik. 

    Mesin diesel adalah salah satu jenis mesin konversi energi dengan prinsip recripocating secara pembakaran internal. Sedangkan fluida kerjanya adalah udara yang tidak mengalami peubahan fasa dan hanya mengalami perubahan secara volume maupun tekananya. Secara sederhana prinsip kerja mesin diesel dalam PLTD dapat dijelaskan sebagai berikut; perta bahan bakar dalam tanki bahan bakar misal MFO, HSD mapun B30 yang dialirkan dari daily tank dipompakan kedalam nozzle yang berfungsi sebagai pengabut yang menerima injeksi bahan bakar bertekanan tinggi dan temperature juga naik seiring kenaikan tekanan fluida. Supplai udara kedalam diesel dialirkan dari tanki udara melalui air intake system kemudian dialirkan melalui turbocharger untuk lebih mengefisiensikan dengan meningkatkan tekanan udara yang masuk. Turbocharger sendiri bekerja seperti mesin kompresi sentrifugal yang mendapat daya turbinnya dari gas buang. Tekanan yang dicapai udara mencapai 500 psi (34 bar) dan temperature 600 degC kemudian dialirkan ke ruang bakar secara simultan dengan aliran bahan bakar. Udara bertekanan dan temperatur tinggi yang masuk dalam silinder di ruang bakar akan membantu terjadinya self ignition dari bahan bakar ketika disemprotkan sehingga terjadi “ledakan” sehingga dapat menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penggerak dan menyebabkan pergerakan secara rotasi poros rotor (generator) dan dikonversikan menjadi energi listrik.

    Mesin diesel menggunakan prinsip reciprocating memiliki komponen utama yang berperan dalam mekanisme konversi energi seperti pada gambar berikut;

.
Terdapat dua posisi piston berupa TDC atau Top Dead Center dan BDC Bottom Dead Center. TDC menunjukkan posisi piston ketika berada diatas dan memiliki luasan dan volume paling sedikit kebalikannya dengan BDC yang memiliki besaran volume yang paling besar. Jarak antara TDC dan BDC yang juga jarak yang dilalui piston ketika terjadi mekanisme reciprocating dikenal dengan stroke. Bagian berikutnya adalah bore yang merupakan diameter piston. Suplai campuran udara dan bahan bakar ke ruang bakar (cylinder) memlaui intake valve dan hasil pembakaran dibuang melalui exhaust valve. Rasio kompresi ditunjukkan dengan perbandingan maximum volume dengan minimum (clearence) volume;
Energi yang dihasilkan (net work) menggunakan pendekatan yang melibatkan formula Mean Effective Pressure (MEP) dengan memperhitungkan area piston dan jarak stroke dari piston. 
                Wnet = MEP x Piston Area x Stroke = MEP x Displacement Volume
MEP bisa digunakan sebagai parameter pembanding untuk mengukur tingkat perfomance mesin dan semakin besar MEP menunjukkan energi yang dihasilkan lebih besar dan performa lebih bagus (secara ideal). 

Wnet menunjukkan luasan dari jarak Vmax ke Vmin dan seberapa besar mean effective pressure ditunjukkan dengan gambar dan rumus diatas.
_|Berlanjut ke siklus Otto|_