Gas Turbine |
PLTGU Muara Tawar terdiri
dari 3 Gas turbine yang di-combined
untuk mengoperasikan 1 steam turbine melalui Heat Recovery Steam
Generator (HRSG) yang dikenal dengan pola operasi 3-3-1. Gas turbine yang
digunakan menggunakan tipe GT 13E2 Alstom dengan beberapa parameter yang
digunakan sebagai berikut;
Tabel 1. Parameter Gas
turbine
Parameter
|
Unit
|
Nilai
|
Fuel
gas Flow (Flow)
|
kg/s
|
9.19
|
Pressure Kompressor 2 (PK 2)
|
Bar
|
13.7
|
Temperature Kompressor 1 (TK 1)
|
Deg Cel
|
30
|
Temperature Inlet Turbine
|
Deg Cel
|
1094
|
Temperature After Turbine
|
Deg Cel
|
535
|
Bahan bakar yang
digunakan menggunakan natural gas dengan nilai LHV 48127 kJ/kg dengan kandungan
metan (CH4) sebesar 90,16%. Rasio tekanan (CR) di
kompresor sebesar 13.7 dan pembakaran di ruang bakar menghasilkan temperature
1094oC (simulasi di tempo cycle menghasilkan temperature
masuk turbin 1084.54oC). Daya output yang dihasilkan berkisar
136 - 137 MW dengan efisiensi mencapai 30,89% dan temperature keluar
turbin (Temperature After Turbine) mencapai 527oC.
Gambar
1. Gas turbine GT 13E2
Ketiga Gas turbine tersebut dimanfaatkan gas (panas) buangnya
untuk dimanfaatkan kembali menggunakan HRSG dengan parameter-parameter yang
bias terbaca diantaranya adalah;
Tabel 2. Parameter HRSG –
Steam Turbine
Urutan pemanasan atau
pemasangan heater dalam HRSG (blok 1 PLTGU Muara Tawar) adalah HP Superheater
– HP Evaporator – HP Economizer 1 – LP Evaporator – LP Economizer
dan HP Economizer 2 serta 2 steam drum HP Drum
dengan tekanan 72,92 bar temperature 288,61 oC dan LP drum
dengan tekanan 6,53 bar temperature 162,17 oC. Prinsip
operasinya adalah HRSG dilalui air yang berasal dari deaerator atau system feedwater
tank yang dipompakan dengan HP dan LP pump menuju HRSG hingga memproduksi
uap untuk steam turbin.
Gambar
2. HRSG
Economizer sebagai
tahap awal pemanasan air memanfaatkan sebagian panas yang berasal dari gas
buang yang telah melewati HP evaporator dan LP evaporator. Evaporator
menghasilkan uap melalui siklus sirkulasi dari dan ke HP/LP steam drum
sampai kondisi yang diinginkan, untuk HP uap kering keluaran HP drum
dilanjutkan pemanasan melalui HP superheater untuk menaikkan temperature
uap dari sekitar 288 oC menjadi 495 oC kemudian digunakan
untuk menggerakkan HP turbin, sedangkan untuk LP steam uap keringnya
tidak melalui LP superheater sehingga langsung digunakan di LP turbin. Flow
uap HP dan LP yang munuju turbin diatur dengan maing-masing valve HP (53,34
kg/s) dan valve LP (23,06 kg/s) dengan drop pressure masing-masing valve
yang ada. Ketiga Gas turbine dan
HRSG di-combine ke steam turbine untuk membangkitkan daya sehingga
efisiensi keselurahan pembangkit bisa naik dengan pemanfaatan gas buang yang
masih memiliki energi (panas) yang tinggi.
Uap kering HP dan LP
dimanfaatkan steam turbin yang memiliki dua stage, yaitu HP
turbin dan LP turbin seperti gambar berikut;
Gambar
3. Steam Turbine
Steam Turbine
berfungsi untuk mengekspansi uap superheat hingga menghasilkan energi
mekanis untuk menggerakkan generator, kemudian uap dari LP turbin menuju kondensor
berfungsi sebagai penampung air condensate sekaligus sebagai tempat pendinginan
uap bekas hasil ekspansi turbin uap dimana media air laut digunakan sebagai
media pendinginnya. Pola operasi 3-3-1 di PLTGU dapat digambarkan dalam cycle
tempo sebagai berikut;
Gambar 4. GT-HRSG-Steam
Turbine Pola 3-3-1
Laporan heat balance dari PLTGU
Muara Tawar berdasarkan parameter terukur secara aktual menunjukkan perhitungan
dalam gambar berikut;
Gambar 5. Laporan Heat Balance PLTGU Muara
Tawar
Resume hasil perhitungan secara cycle
tempo dan dibandingkan dengan laporan heat balance menghasilkan data
sebagai berikut;
Tabel 3. Daya Output dan Efisiensi
PLTGU Muara Tawar
Diagram T-S yang dihasilkan, terutama dari
siklus uap di HRSG dan steam turbine adalah sebagai berikut;
Gambar 6. Diagram T-S
Kesimpulan
1. Pemanfaatan
gas buang dari Gas turbine bisa
digunakan untuk membangkitkan daya melalui system HRSG dan Steam Turbine
sebesar 202,4 MW.
2. Efisiensi
Gas turbine tercapai rata-rata
mencapai 30-31%, sedangkan ketika dicombined cycle efisiensi secara keseluruhan
mencapai 46%.
3. Perbedaan
hasil perhitungan diakibatkan adanya rugi-rugi (panas, dll), efisiensi generator,
dan asumsi nilai-nilai (yang tidak tersedia, sehingga digunakan pendekatan)
yang digunakan dalam parameter dalam cycle tempo.