1. Pendahuluan
1.1. Overview Muara Tawar Blok 1
PLTGU Muara Tawar merupakan pembangkit yang dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa Bali yang terdiri dari 5 blok, blok 1 3 Gas turbine dan combine dengan 1 steam turbine, blok 2, 3, dan 4 beroperasi masih secara open cycle, dan blok 5 dengan 1 gas turbine dan 1 steam turbine secara combined. Blok 1 yang memiliki 3 gas turbine dicombined dengan memanfaatkan sisa gas panas yang memiliki termperatur berkisar 520 degC – 550 degC (mengikuti pembebanan) untuk membangkitkan uap untuk dimanfaatkan sebagai penggerak steam turbine yang terdiri dari 2 stage yaitu sisi HP turbin dan LP turbin.
Salah
satu peralatan yang berperan dalam system combined cycle ini adalah Low
Pressure Pump (LP Pump) yang berfungsi untuk mentransfer kondensasi uap setelah
steam turbine (dari kondensor ke hotwell) yang menuju ke LP drum. LP feedwater pump
terdiri dari 3 pompa dan ketika beroperasi combined cycle dengan 3 gas turbine
maka akan dioperasikan 2 pompa, dengan salah tidak dioperasikan atau standby.
satu Kegagalan fungsi LP pump akan mengakibatkan berhentinya operasi system
Heat Recovery Steam Generator (HRSG).
1.2. Studi Kaus
LP
Feed Water Pump baik nomer 1,2 dan 3 terdapat indikasi adanya vibrasi dari
pengecekan secara berkala yang mengharuskan dilakukan perbaikan dari sisi
pompa, akan tetapi vibrasi tidak menunjukkan indikasi penurunan. Terdapat 5
komponen utama yang akan dilakukan analisa yang terdiri dari;
Laporan gangguan LP feedwater pump yang
tercatat dari sistem Ellips adalah sebagai berikut;
1. 2. FMEA
FMEA merupakan salah satu metode pengukuran resiko
peralatan dengan mengidentifikasi mode-mode penyebab kegagalan yang ditimbulkan
oleh setiap komponen terhadap suatu system dalam hal ini komponen
pompa LP feedwagter pump. Penilaian terhadap komponen-komponen ini akan
menghasilkan suatu penilaian yang dikenal sebagai risk priority number (RPN). Standar
penilaian menggunakan pendekatan severity, occurrence dan detection, dimana severity
adalah dampak yang timbul apabila suatu kesalahan (failure) terjadi, occurrence
adalah kemungkinan atau probabilitas atau frekuensi terjadinya kesalahan dan detection
adalah kemungkinan untuk mendeteksi suatu kesalahan akan terjadi atau sebelum
dampak kesalahan tersebut terjadi. Nilai tiap pendekatan terdapat di table 1.
Hasil
analisa FMEA dihasillkan table sebagai berikut
Nilai RPN tertinggi dari sisi base plate dengan nilai 75 yang dihasilkan dari nilai severity sebesar 5 yang menenunjukkan efek moderate dari kegagalan, occurance total kejadian lebih dari 10 dalam 3 tahun terakhir, akan tetapi untuk kejadian kegagalan yang diakibatkan base plate terjadi sebanyak 3 kejadian (dari 3 LP feedwater pump). Sedangkan detection 5 karena kegagalan hanya bisa dilakukan deteksi awal dari suara.
3. FTA
Fault
Tree Analysis adalah analisis diagram terstruktur yang mengidentifikasi
elemen-elemen yang dapat menyebabkan kegagalan sistem. Teknik ini didasarkan
pada logika deduktif dan dapat disesuaikan dengan identifikasi risiko untuk
menganalisis bagaimana dampak risiko yang muncul. Berdasar studi kasus LP
feedwater pump dapat diturunkan diagram fault tree analysis dengan analisa
berdasarkan 5 komponen utama, yaitu;
Failure
Mode Effect Analysis dan Fault Tree Analysis adalah metode pengukuran resiko
peralatan dengan mengidentifikasi mode-mode penyebab kegagalan yang ditimbulkan
oleh setiap komponen terhadap suatu system. FMEA mengukur resiko peralatan
berdasarkan penilaian terhadap severity, occurrence dan detection. Penilaian
tertinggi (RPN) dari baseplate dengan nilai 100. Sedangkan Fault tree analysys
adalah metode mengukur resiko kegagalam peralatn dari komponen-komponen yang
dihitung nilai probabilitas kegagalan komponen penyusunnya terhadap komponen
utama.
No comments:
Post a Comment